Minggu, 15 April 2012

Ckckck Anehnya...

Aku shock Jumat kemarin waktu tahu salah satu temen cewekku yang domisilinya di Malang (kabupatennya sich,) selama hidupnya ini nggak pernah nonton di bioskop.
Astaghfirullah, kalo boleh pamer waktu aku masih baby (dulu bukan sekarang) udah diajakin nonton sama ortuku. Emang sich bioskop jadul (bukan 21) dan nonton filmnya Rhoma Irama tapi itu tetap bioskop kan? Dan di Malang sini walaupun aku berasal dari kota kecil Banyuwangi, udah nggak keitung brapa banyak tiket bioskop yang aku koleksi (walaupun nggak sebanyak kayak My Brotha yg seorang movie freak).
Dan mengetahui temanku yang anak Malang sini nggak pernah nonton bioskop aku jadi terheran-heran. Ckckckck, *menggelengkan kepala*.
Emang dia nggak pernah diajak ortunya nonton Rhoma Irama? Apa nggak pernah diajak cowoknya nge-date ke bioskop? Apa dia lebih suka nonton layar tancep? Dan sederet pertanyaan lainnya muncul di kepalaku...
Setelah tahu hal itu aku jadi berpikir, "Mungkinkah masih banyak orang diluar sana yang mengalami nasib serupa dengan temanku itu?"
So, aku akan men-share (berdasarkan pengalamanku) cara menonton di bioskop dengan baik (dan buruk) supaya orang-orang yang nggak pernah nonton di bioskop berani untuk mencoba nonton di bioskop dan nggak malu-maluin.
Tunggu tanggal mainnya,,,

see you in the next post,
Kiss by Baby, :-*

Senin, 27 Februari 2012

Gang of Ababil

Pas pulang siang-siang hari Selasa, 23 Februari kemarin awalnya biasa aja, sepi angkotnya cuman ada beberapa orang. Pas nyampe di SMPN 1 Wagir ternyata pas pulang sekolah jadinya angkot itu lalu dipenuhi oleh Ababil cowok dan cewek yang pake baju pramuka (Padahal hari Selasa, aku bener-bener nggak tahu kenapa hari itu mereka pakai pramuka).
Beberapa meter kemudian aku turun. Saat aku membayar aku langsung diomongin. Yang dibilang cantiklah, bikin kelepek-kelepeklah deelel, oleh cewek atau cowok. Dasar ababil, ngomongin orang kok di depannya, nunggu bentar kek sampai aku pergi dan angkotnya jalan. Nggak sopan banget :3
Btw, jurusanku kan pendidikan bahasa Inggris, kalau mau bekerja sesuai jurusan berarti aku harus mengajar anak-anak SMP atau SMA, berarti anak-anak ababil dong, Huwaaa,,, Tidaakk,,,

Sabtu, 25 Februari 2012

Wanginya Seger

Tadi pagi aku harus berangkat ke kampus buat ngurusin nilaiku yg belum keluar. Seperti biasanya aku naik angkotlah. After I was waiting a few minutes in front the gate of my housing, the angkot came. Aku naik dan ternyata angkot itu dipenuhi oleh buruh-buruh salah satu pabrik rokok di Wagir (FYI, di Wagir ada beberapa pabrik rokok yang pegawainya sebagian besar adalah wanita).
Karena yang kosong ada di angkot bagian belakang jadi aku menuju kesana melewati mereka yang memakai seragam polo biru dongker kombinasi merah dengan bordiran lambang merk rokok pabrik tempat mereka bekerja.
Hidungku mencium bau tembakau yang bercampur keringat tapi aku tidak menutup hidung karena aku sudah terbiasa dengan baunya (karena sudah lama tinggal di Wagir sini yang mana bau tembakau itu sudah biasa banget) dan takut menyinggung perasaan mereka.
Setelah aku duduk, mereka yang tadi berhenti mengobrol ketika aku naik langsung berceloteh lagi, kali ini topiknya aku. Aku cuek saja, karena aku sedang membalas SMS dari temanku.
Omongan yang aku dengar kira-kira seperti ini,
"Wih, langsung mambune seger mari mbak iki mlebu angkot (langsungbaunya segar setelah mbak ini masuk angkot)."
"Wangi men(banget). Nggak koyok kene sing mambu mbako (Nggak kayak kita yang bau tembakau)"
"Panteslah, sing buru adus pasti wangi (yang baru mandi pasti wangi)"
Aku cuman menundukkan muka sambil mengutak-atik hapeku karena malu.
Setelah itu mereka seperti mengumpulkan uang supaya membayarnya bersama-sama.
"Wis mbayar kabeh? (Sudah bayar semua?)"
"Uwes, sing gurung mbak ayu cilik iki loh. (Sudah, yang belum mbak cantik kecil ini loh)"
"Engko wayahe mudun yow mbayar. (Nanti waktunya turun ya bayar)"
"Hihihihihi."
Mereka lalu turun di Pasar Lemah Dhuwur. Aku rasa mereka mau shopping sama-sama.
Alhamdulillah, sudah berakhir cobaan ini.

See you in the next post, kiss by Baby,

Sayang Anak

Dulu pas zaman sekolah dulu, Papiku selalu berusaha buat nganter jemput aku, supaya aku nggak naik angkot atau jalan kaki. Nggak tahu karena kuatir aku diculik, atau kasihan biar aku nggak capek, kepanasan, atau uang jajannya abis. Tapi aku rasa karena dia sayang sama aku kali ye,, (iyalah beib...) secara aku anak bontot gitu kan. Karena selalu dijemput itulah kadang aku malu soalnya kesannya aku manja banget gitu. Makanya aku kadang-kadang memberontak dan berbohong (Maaf, papi, Ampuni aku ya Allah) dengan bikin alasan macem-macem supaya aku bisa pulang naik angkot sama teman-teman atau jalan sama sahabatku sambil saling curhat.

Pas zaman sekolah jarang banget dibela-belain naik angkot sampai bohong-bohong gitu, sekarang malah kebalikannya. Aku tiap hari bolak balik PP naik angkot. Pertama naik GS (Gadang-Sumbersuko) angkot warna merah maroon (biar agak keren dikit, walaupun sebenarnya angkotnya nggak keren sama sekali :p) dari rumah kakakku di Wagir terus berhenti di Kacuk dan naik angkot apa aja yang menuju utara yaitu ke kampusku di daerah Sukun.
Tiap ke kampus selalu begitu, pulang dan berangkat. Sampe bosen, capek dan muak, (bahasamu, beib). Walaupun begitu banyak kejadian lucu yang terjadi selama ngangkot itu.

So, pantau terus yah, ( Pantau? kayak John Pantau aja, hehehe)

See you in the next post, kiss by Baby,

Sabtu, 18 Februari 2012

Shopping Mistake Part 1

Soal belanja cewek emang paling jago. Dalam hal, yaitu 3N : 
A. Nyari barang Sale ("Di Matahari lagi ada sale sampe 70% loh)
B. Nawar ("Udahlah mas, goban aja deh, udah langganan juga. Biasanya juga segitu")
C. Ngeles kalo ada yang bilang boros ("Baju ini nggak ada yang nyamain, Unik banget.")

Tapi ada beberapa bad habit cewek yang seharusnya mulai dicoba buat dirubah buat neng geulis semua, ini dia:
1. Pernah dengar kalimat ini? "Ah, gampang ntar dikecilin bisa kok." pas nemuin baju yang kegedean padahal udah jatuh cinta banget sama tuh baju soalnya lucu, model Korea gitu.
Well, perasaan buat memiliki baju lucu itu emang susah banget dilawan (gue tahu banget tuh). Okelah kalo dikecilin cuman sesenti atau 2 senti masih bisa ditoleri tapi kalo sampe 10senti yah kebangetan lah. Selain bisa merubah bentuk aslinya, juga kasihan sama penjahit yang harus mempermak baju itu, apalagi kalo modelnya rumit jangankan jadi pas ke badan bisa-bisa kamu ditolak sama penjahitnya duluan karena nggak sanggup.
Kadang juga saking sibuknya malah nggak pernah ke sempat ke panjahit buat permak dan alhasil bajunya cuman numpuk di lemari. Rugi duit dah.
Jadi kalau nemuin baju lucu tapi kegedean :
a. Cek dulu apakah banyak yang harus dipotong?
b. Modelnya rumit apa nggak?
c. Kalau dipermak bakalan berubah modelnya apa nggak?
Kalau jawaban pertanyan diatas lebih banyak YA mendingan nggak usah dibeli deh daripada ntar nyesel.
2. Familiar sama kata-kata ini? "Ah, pasti cukup kok, nanti kan lama-lama melar." pas nemuin jaket lucu dengan size S padahal si pembicara ukurannya L atau XL.
Okey, baju lama-lama akan melar, memang semua bahan juga lama-lama melar tapi nggak segampang itu merubah size S jadi L secara tiba-tiba. Malah ada bahan yang akan mengerut setelah dicuci. Bayangin kalo kita beli baju yang kekecilan dan berharap akan melar. Selama rentang waktu itu kita akan tersiksa saat memakai baju itu. Sesak, nggak bisa napas, apalagi keliatan nggak bagus ditubuh karena terlalu ketat atau ada lemak yang menonjol. Bisa-bisa bukannya melar malah nyiksa diri dan bahkan bisa sobek loh jahitannya.
Jadi kalau nemuin baju lucu yang kekecilan :
a. Tanya apakah ada ukuran kamu?
b. Kalau nggak ada, berarti kamu harus.
c. Cari di toko lain apakah ada ukuran baju lucu itu yang sesuai sama kamu?
d. Kalau kamu sudah keliling seluruh kota dan tetap nggak ada berarti kamu harus MOVE ON (:p) dan cari model baju yang lain.

Semoga berguna, :)

See you in the next post, Kiss by Baby, :-*

Kamis, 01 Desember 2011

Salah Sangka

Aku turun dari motor mau buka gerbang rumahku. Karena aku pegang hape jadi hapenya aku kasih ke cowokku.
Sambil buka gembok aku ngomong,"Kenapa sih orang kalau lihat aku pasti kepengen?".
Gerbang terbuka aku mengulurkan tangan untuk meminta hapeku, eh dia malah narik tangannya yang pegang hapeku,"Pengen apa?"
"Hayo mikir apa? Maksudku kalo temenku liat sepatuku pasti pengen, liat cincinku kepengen. Gitu loh."
"Oh, kirain. Jangan-jangan habis ini kamu jadi trendsetter"
jadi penasaran dia sebenarnya mikir apa... Ada yang tau gag?

Am I Shopaholic?

Kata Bubund ketawaku mirip banget sama Rebecca Bloomwood di film Confession of a Shopaholic. Aku sih sanatai aja dibilang gitu soalnya aku disamain sama orang cantik sih, hehehe. Tapi jangan sampai deh kebiasaan Rebecca Bloomwood yang belanja gila-gilaan pakai kartu kredit menular padaku. Tragisnya aku sekarang malah merasa nyaris mirip dia. Aku menyadarniya waktu aku beres-beres lemariku. Lemariku di Malang sini bukan yang di kampung halaman. Iseng-iseng aku menghitung jumlah jaketku ada 20, tasku ada 12 dan sepatuku ada 10 pasang belum termasuk sandal jepit. Nggak bisa dibayangin kalau digabung sama yang ada di Banyuwangi. Jumlahnya sudah sebegitu banyak tapi aku masih aja searching barang baru. Pantas saja kaum wanita dibilang sebagai makhluk yang gila belanja.
Padahal aku itu nggak kayak gitu dulu, apa mungkin karena aku tinggal di Malang yang pilihan untuk belanja banyak? Kayaknya nggak juga. Lagian aku baru pergi belanja kalau memang lagi butuh, kalau nggak ya nggak mupeng banget. Tapi aku rasa aku ini smartbuyer lah karena aku selalu nemu barang bagus tapi dengan harga yang miring. Teman-teman aja sampai heran. Ckckck...
Kalau belanja baju, sepatu atau aksesori aku masih bisa ngerem tapi kalau soal buku baru aku nggak bisa ngerem. Sobat dan pacarku saksinya.Sekarang aja sebenarnya aku masih ada 4 novel yang belum kubaca tapi aku beli 2 lagi novel. Ckckck. Dulu di Banyuwangi nggak punya uang, toko buku jarang tapi waktunya banyak. kalau sekarang duit ada, toko buku banyak, waktunya yang nggak ada.
So, Am I shopaholic? Maybe yes, maybe no.